Cerita di blog ini

Hawaphobia: First Fall in Love (1.Hari Sial)

        Alergi? Apa yang ada dalam pikiranmu mengenai alergi? Mungkin dalam pikiran kalian akan terlintas jenis-jenis alergi yang ada, mungk...

Saturday, February 10, 2018

Transformasi Hidup

Pada hari ini ada banyak hal yang saya pelajari mengenai transformasi hidup.

Hal yang mudah untuk dipelajari, tetapi susah untuk diterapkan sebab kehidupan kita emang berliku-liku dan penuh dengan ketidakpastian yang membuat kita sendiri tidak percaya diri terhadap kehidupan kita.

Jadi ceritanya kemarin malam tiba-tiba teman dekatku datang ke rumah yang tanpa mengajariku terlebih dahulu seperti biasanya. Nah kebetulan saat itu ada kedua orangtuaku dan kakakku. Dia mulai menyapa mamaku saat itu dan menanyakan kabar. Menurut kalian memang hal tersebut hal yang biasa ya? Tapi ada sesuatu yang spesial yang membuatku sendiri bertanya-tanya karena teman dekatku dulu kalau main ke rumahku--kondisinya ada kedua orangtuaku juga--itu sampai kedua orangtuaku sendiri merasa temanku ini kurang sopan terhadap mereka. Namun kemarin tepatnya saat itu temanku bisa mulai menyapa kedua orangtuaku, menanyakan kabar mereka, lalu berterimakasih sehabis makan. Menurutku hal yang aku pikir dia tidak bisa lakukan, ternyata dia itu bisa gitu loh melakukan hal-hal sederhana tapi sangat berarti.

Nah kebetulan juga karena aku ini teman dekatnya terkadang dia punya masalah apa gitu, dia juga cerita. Memang di hari-hari sebelumnya dia banyak-banyak belajar mengenai rasa tanggungjawab dan sabar (istilahnya menahan emosi). Satu hal di sini yang menarik untuk dibahas di blog ini, bukan bagaimana temanku belajar mengenai rasa tanggungjawab dan sabar. Namun alasan mengapa dia mau belajar mengenai hal tersebut itulah hal yang menarik.

Jadi gini teman dekatku ini memiliki sebuah kerinduan untuk membawa teman yang dia kenal untuk mau datang ke Gereja dengan harapan temannya ini bisa bertobat dan hidup temannya ini mengalami suatu perubahan. Namun kenyataannya adalah dia harus bergumul dengan kondisi temannya yang tidak bisa aku ceritakan di blog ini. Pokoknya dia itu harus banyak-banyak berhadapan gitu dengan orangtua si teman ini karena orangtuanya kerap kali menganggap dia kurang bertanggung jawab menjaga anaknya, padahal maksud dia itu baik-baik. Singkat cerita dari berbagai masalah itulah dia mulai mempelajari bagaimana dia harus bertanggung jawab, rendah hati, sabar, dan tetap mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Maka dari itulah dia kemarin aku melihat sendiri bisa begitu sopan terhadap kedua orangtuaku, bahkan mamaku sampai tak percaya juga dia bisa sopan seperti itu gak kayak dulu. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa temanku ini begitu repotnya mau mengajak temannya ini mau datang ke Gereja? Atau mungkin kenapa dia sekarang bisa lebih sopan terhadap kedua orangtuaku saat berkunjung ke rumah? Jawabannya sangatlah mudah, yaitu pertobatan dan kerinduan hatinya untuk mau melihat teman-temannya bisa bertobat seperti dirinya bertobat.

Jujur mungkin dia saat itu pernah berkunjung ke rumahku dan dicap tidak sopan sama kedua orangtuaku, aku rasa dia belum mengenal kata 'pertobatan' itu sendiri. Namun setelah beberapa tahun (mungkin 5 tahun) aku benar-benar melihat perubahan hidup di dalam dirinya. Tak hanya itu dia juga seringkali mengajak aku ke Gereja bersama dia. Aku ingat mulai November kemarin akhirnya aku mau ikut ke Gereja bersama dia setelah beberapa kali aku nolak ajakan dia pergi ke Gereja bersama dia karena aku sendiri sudah punya Gereja dan susahnya ijin ke orangtua.

Sebenarnya aku mau menceritakan kisah teman-temanku yang lain yang sudah banyak mengalami transformasi (perubahan) dalam hidupnya, bahkan beberapa di antara mereka mulai banyak mengalami promosi (kalau istilah di Gereja ini namanya mulai pelayanan bahkan dipercaya jiwa-jiwa baru untuk dibimbing secara rohani juga) di dalam Tuhan yang membuat aku sendiri iri terhadap mereka. Namun Tuhan selalu mengingatkanku kepada janji-Nya terus menerus bahwa sebenarnya akupun juga akan mengalami promosi yang sama seperti teman-temanku seperti itu, tetapi Tuhan ingin diriku harus benar dulu di hadapan-Nya.

Inilah yang aku ingin sampaikan kepada kalian semua untuk miliki perubahan hidup itu, hal yang sangat mudah, yaitu pertobatan. Memang ketika engkau bertobat maka tak serta-merta engkau langsung berubah, tapi dari pertobatan itulah jalan awal bagimu untuk hivdupmu mau dibimbing oleh Tuhan Yesus. Dia sanggup untuk menuntun kalian agar hidup kalian dari hari ke hari makin berubah. Memang tak mudah untuk menjaga api pertobatan tersebut. Namun cara untuk menjaga api pertobatan yang kalian terima adalah coba untuk bangun mezbah doa. Cobalah untuk berdoa dan saat teduh tiap harinya. Dari situlah tak hanya kerohanianmu yang bertumbuh, tetapi dari situlah janji, berkat, teguran, bahkan nubuat dari Tuhan dinyatakan atasmu.

Pertanyaan terakhir dan paling mendasar dari semuanya adalah maukah hidupmu diubahkan di dalam Tuhan Yesus? Kau tak perlu ragu terhadap Tuhan Yesus sebab Dia adalah Allah yang hidup dan selalu menyertai setiap musim hidupmu. Aku sangat rindu untuk melihat adanya pertobatan. Ketika ada satu orang bertobat itu rasanya sudah senang banget di dalam hatiku. Dan aku ingin melihat pertobatan dan perubahan hidup yang telah teman-temanku dan aku alami ini juga kalian rasakan.

Kalian tak akan pernah bisa berteori atau membuat tips-tips mengenai bagaimana hidup ini bisa mengalami banyak terobosan dengan sempurna. Sebab bagaimanapun juga hidupmu sendiri bukan sepenuhnya milikmu dan kehidupan tiap manusia itu berbeda-beda. Hanya di dalam Tuhan sajalah engkau bisa mengalami perubahan hidup itu dari hari ke hari. Makanya di sini saya tidak bisa berteori apapun, tapi saya menceritakan pengalaman saya dan teman-teman saya. Teorinya ya hanya satu tadi, yaitu pertobatan. Hal yang mudah menurutku, apalagi jika hanya keluar dari mulut, tapi sulit ketika kamu ingin mempertahankan komitmenmu untuk bertobat.

So, aku tunggu seberapa besarnya kuasa Tuhan untuk mengubah hidupmu. Aku percaya Dia benar-benar sanggup mengubah hidupmu :)

God bless you

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment